Pages


Tampilkan postingan dengan label gado-gado. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gado-gado. Tampilkan semua postingan

Fate?

When I asked someone about why do some people think that fate was so cruel sometime, here is the answer...

 "Because we are so much preoccupied with prejudices in regards to God, the creator of our fate. We don't know and will never know, in this world, the idea behind this particular fate. We are just required to strive and go on, it entails a "good" perception, not a prejudice, on our part, regarding God's decision in "endowing" us with this fate. But I must tell you this sincerely Rapi ; it's actually easier said than done.."

So what do you think, guys? (about the question or response the answer, or both of them) let's share here... :)

Any Suggest?

Sebelumnya tak kasi tau dulu, curcol ini bakalan panjang lhooo… :D

Sudah hampir dua bulan ini finally saya memutuskan untuk nge-kos. Bagi yang belum tau, tadinya saya “nunut” di tempat paklik saya di daerah Sedayu. Sekarang saya menghabiskan malam-malam saya sendirian di kamar tanpa ditemani berisiknya bocah-bocah SD, tiga sepupu laki-laki saya yang sering berdebat kusir sebelum tidur atau sekedar “gojekan”. Hmm…tenang sih, tapi kadang kangen juga, makanya kalau akhir pekan nggak ada kegiatan saya masih sering main kesana.

Saya pernah nyantri atau mondok selama enam tahun, otomatis, saya sudah lumayan terbiasa hidup mandiri. Tapi tetap saja, ternyata kehidupan kos dan kehidupan mondok itu jauh berbeda di segala aspek, terutama teman-temannya. Namanya juga masih bocah waktu itu, enjoy aja sama teman sekamar, siapapun itu. FYI, sistem penentuan temen kamar di tempat saya mondok dulu itu dirotasi, jadi tiap semester kita bisa saja dapat teman kamar yang berbeda-beda. Adaptasinya? Walaupun sifat kita berbeda-beda, toh ternyata gampang-gampang aja. Yah…bisa maklum. Kita punya kegiatan yang sama, sekolah yang sama, tempat ngaji yang sama, meja makan yang sama dan walikamar yang sama, jadi semuanya bisa langsung klop dengan begitu saja.

Beda sama temen kos. Selain kita kadang emang bener-bener nggak kenal mereka sebelumnya, kegiatan yang kita punya otomatis beda-beda. Pertama kali ngekos dan saya langsung mengalami hal tersebut. Di tempat saya kos ada 4 kamar, 2 yang di bawah diisi oleh orang Medan, mahasiswa semester akhir semua, tapi satu diantaranya nyambi kerja. Yang 1 kamar diisi saya (yaiyalah!) yang satunya lagi diisi newbie di jogja, anak perantauan Kalimantan yang baru lulus SMA mau nyoba kuliah di Jogja.

Dua penghuni di bawah itu selalu berkebalikan sama saya. Saya pergi kuliah, mereka belum bangun, nanti saya pulang kuliah mereka udah nggak ada di kamar sampe jam sepuluh malam yang kadang-kadang (sering ding) saya udah merem. Boro-boro ngobrol atau adaptasi, tatap muka aja jarang.

Singkat cerita, walaupun kami jarang ketemu, bukan berarti masalah nggak muncul. Namanya manusia, pasti adaaaa aja gesekan-gesekan yang terjadi kalo berdekatan. It’s ok, itu memang bagian dari proses, kan? Hanya saja yang mengganjal di hati saya, cara penyampaian mereka tentang masalah-masalah itu. Seringkali menggunakan “kekerasan”.

Bukan. Bukan. Saya bukannya ditonjok atau dikeroyok digebukin, hehehe. Cuma bahasa yang mereka gunakan menurut takaran hati saya “menyakitkan”. And honestly, buat saya itu lebih sakit dari ditonjok atau digebukin. Saya nggak mau menjadikan asal daerah sebagai kambing hitam, toh saya juga punya banyak teman dari Medan dan mereka ramah-ramah. Mungkin ini emang murni masalah sifat individu kali ya. 
Yah…saya juga nyadar diri sebagai orang baru. Nggak berani banyak bertingkah atau sok menasihati. And finally I decided to be silent. Seminimal mungkin saya kurangi interaksi saya dengan mereka, menghindari gesekan. Yang tadinya dua kali sehari ketemunya, malah bisa nggak ketemu sama sekali, Cuma denger mereka buka Grendel pintu atau gebyar gebyur di kamar mandi. Parah banget ya?ckckckck..jangan ditiru ya adik-adik manis…

Hmm…lama-lama hal ini bikin saya nggak nyaman. Masa iya mau kayak gini terus? Dalam hati sih pinginnya, punya housemate kayak di pondok dulu, yang klop gitu, tapi apa boleh dikata… setiap mereka marah-marah en menggerutu tentang hal-hal apa saja sampe mengeluarkan kata-kata yang…emmm… ya begitulah, saya selalu merasa bersalah. Merasa sumpah serapah itu ditujukan untuk saya. Dan segera mungkin saya me-review apa saja yang saya lakukan seharian di kos ini. Kalau-kalau ada yang “menyulut” mereka.

Kenapa sampe segitunya sih? Soalnya sekali dua kali ada hal yang memang ternyata saya lah penyebabnya. Tapi itu hal selepeh (baca:sepele) koookk…kayak lupa meninggalkan pintu kamar mandi dalam keadaan tertutup, padahal mereka menghendaki dibuka. Ataupun lupa nyalain lampu teras waktu mereka ulang malam. Jadi ya….tiap mereka marah-marah secara tidak sadar saya langsung mengutuki diri saya sendiri, menimbang-nimbang kelupaan apalagi yang jadi penyebabnya.

Fyuuuhh…sungguh saya capek. Tapi ketika mengingat alasan mengapa saya pilih nge-kos, saya memilih bertahan dan mencoba mengahadapi situasi ini sebaik mungkin. Waktu ketemu sama ibu kos juga banyak dikasih nasihat, nge-kos itu sejatinya belajar bermasyarakat. Kita harus pandai-pandai membawa diri. Nggak bisa dipungkiri pasti ada satu dua orang yang ingin “mengganggu” kita. Ada yang tidak suka dengan gerak-gerik kita, de el el, de es be.

Makdartu, sebisa mungkin kita bersikap baik dan ramah sama lingkungan (lingkungan tempat saya, perkampungan, bukan kos-kosan yang deket kampus). Sama lingkungan di luar kos, saya fine-fine aja. Malah ada beberapa ibu-ibu yang saya kenal (wajahnya sama rumahnya doank sih), at least senyum setiap berpapasan. Lha sama anak kos? Saya juga udah berusaha with my best effort kok waktu di awal-awal itu, tapi mendapat perlakuan/timbal balik yang tidak mengenakan seperti itu bikin saya males mencobanya lagi. (belum bisa belajar ikhlas sepenuhnya, huhuhu)

Gimanapun juga, mereka sodara saya, sodara semuslim maksudnya, saya nggak mau ada “perang dingin” kayak gini. Tapi kalo sayanya “muncul”, yang ada malah perang beneran. Untuk sekarang ini sih saya masih menerapkan salah satu lirik lagunya mbak Kelly Clarkson yang “WHAT DOESN’T KILL YOU MAKES YOU STRONGER”. Yup, masalah kayak gini (yang nggak sampe menghilangkan nyawa saya #lebay#) hanya akan menambah hati dan fikiran saya bertambah kuat. Mendewasakan diri istilah kerennya. Saya akan berusaha menghadapinya dengan jurus you-you kang-kang. #eh?

Maksudnya lo-lo-gue-gue. Saya menerapkan sitem kayak di kos cowok aja, yang biasanya emang “don’t know don’t care” sama kehidupan tetangga sebelah kosnya. Saya menjalani kehidupan saya di dunia saya, begitupun mereka. Sebisa mungkin saya menjaga agar pelaksanaan hak-hak saya tidak mengganggu hak-hak mereka, begitu juga soal kewajiban. Dan saya menentramkan fikiran saya sendiri bahwa saya tidak perlu merasa bersalah atas sumpah serapah yang mereka ucapkan. Let it flow… kalau emang ternyata saya yang salah, ya saya akan minta maaf. Yup, berdamai dengan diri saya sendiri rasanya lebih patut diupayakan daripada mencoba berdamai dengan orang lain dan beresiko perang.

Saya berusaha menjalani hidup se-tenang, se-enjoy dan se-natural mungkin (d’masiv kaleee). Yah, pokoknya begitulah…

Udah tak bilangin lho ini postingan curcolnya bakalan panjang, hehehe..

Teman-temen blogger ada saran kah? :)

Dewasa itu…

You know what, saya lumayan sering ngadain “survey” kecil-kecilan tentang hal-hal tertentu. Maksudnya, hal-hal yang memang patut dimintai pendapat tentangnya, nggak jarang juga cuma hal-hal selepeh (baca : sepele) aja. Survey-nya cuma lewat sms aja, diajukan ke teman-teman dan saudara-saudara yang namanya ada di list phonebook hape saya, hehehe…(survey macam apa itu??!!) LOL. Suka-suka saya donk, surve-survey saya, masalah buat loooo??!! #shoimah.style# :D

Sebenarnya tujuan survey ini cuma untuk mengetahui pandangan dan pola pikir orang-orang yang saya tanyai itu tentang suatu hal. Kadang kala tujuannya juga berubah untuk mengintrospeksi diri saya sendiri baik secara objektif ataupun subyektif saya di mata mereka. Seperti survey abal-abal terakhir saya tentang kedewasaan.

Dari beberapa orang yang saya tanyai apa arti kedewasaan di mata mereka, ada yang menjawabnya dengan guyonan, seperti “kalo giginya udah pas 32, coba deh langsung dihitung”, atau “kalo udah siap nikah, dan siap buat anak, hehehe”, ada juga yang menganggap bahwa kata “dewasa” itu hanyalah suatu alasan untuk meremehkan ataupun meninggikan orang lain.

Tapi dari mereka yang menjawab dengan sungguh-sungguh, ada beberapa point yang saya tangkap (beberapa diantara mereka menjawab jawaban yang sama), siapa yang menjawab, ndak usah tak kasih tau yaa… :) here they are the answers: Dewasa itu…
  • Mengedepankan kepentingan orang lain dengan alasan yang tepat.
  • Tidak keluar dari rule yang ada.
  • Pandai memprioritaskan hal-hal penting.
  • Tanggung jawab atas pilihan yang dibuat.
  • Menyelesaikan masalah dengan solusi, bukan masalah baru.
  • Bisa membedakan yang haq dan yang bathil.
  • Legowo dan pengertian.
  • Dapat menempatkan sikap diri sendiri di setiap situasi.
  • Bijaksana.
  • Bisa menghargai orang lain.
  • Tidak mengecilkan yang lain, apapun itu.
  • Tidak merugikan orang lain.
  • Bertanggung jawab dan melaksanakan kewajibannya saat ini.
  • Bisa mengayomi.

Karena sedikit banyak saya telah mengenal mereka, jadi menurut saya, setiap jawaban yang diberikan adalah berdasakan pengalaman orang yang menjawabnya. Atau paling tidak mencerminkan pola pikir mereka dan lingkungan sekitar mereka. Contohnya, orang yang menjawab “dewasa = bisa mengayomi” adalah teman saya yang dalam kesehariannya memang sering dijadikan pemimpin dalam berbagai macam forum. Yang menjawab “dewasa = tidak mengecilkan yang lain, apapun itu” dalam kesehariannya, adalah tipe orang yang sering berfilsafat tentang kehidupan (terbukti dari filosofi-filosofi barunya yang sering ia tuliskan sebagai status di fb. hehehe). Bagaimanapun, perkiraan saya tentang mereka pun bisa saja salah. Karena yang paling mengetahui tentang seseorang adalah orang itu sendiri dan penciptanya, kan? :)

Well, kalau melihat “standar” dewasa di mata teman-teman dan saudara-saudara saya itu, ada banyak point yang belum bisa saya penuhi. Tapi kalau ditanya apa arti dewasa di mata saya, maka saya akan menjawab bahwa “seseorang bisa dikatakan dewasa, ketika orang tersebut memiliki prinsip yang baik dan konsisten menjalankannya”.

Prinsip baik yang saya maksudkan adalah baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. At least tidak merugikan orang lain lah...

Kalo menurut temen-temen blgger, dewasa itu apa sih? :)

it's a good bye

hei brother,
seems like a part in my life, you're the owner
but everything is getting harder
you're not a murderer,
it just tastes bitter...
i come closer, you go further
i don't want to be a disturber
nor the ruiner
so it's a farewell letter...

:)

さようなら

Uang Mainan

Ada yang tau uang mainan? Iya..uang mainan atau uang-uangan. Kadang dipakai untuk bermain monopoli, atau dibuat gantungan kunci setelah dilaminating. Awalnya, uang-uang mainan itu jauh berbeda dari aslinya. Dari bentuk dan warnanya. Sekali lihat atau pegang saja, kita bisa langsung tahu kalau itu bukan uang sungguhan. Tapi tekhnologi semakin canggih. Bukan hanya untuk kebaikan, pun demikian untuk kejahatan. Dan itu juga berefek pada uang mainan yang sedang saya bahas ini.

Beberapa hari yang lalu saya sempat terkejut sewaktu menyapu lantai rumah. Di bawah rak buku adik sepupu saya yang masih duduk di kelas 6 SD, saya menemukan uang ratusan ribu dan lima puluh ribuan berserakan dalam jumlah yang sangat banyak. Saya langsung lapor ke bulik yang ada di warung dengan wajah serius. Bukannya ikut pasang wajah serius, bulik malah terkekeh-kekeh. Ealaaahh..ternyata itu cuma uang palsu a.k.a mainan, priceless. Iya sih, saya hanya melihat sekilas saja, belum sempat menyentuh apalagi memerhatikannya dengan seksama. Setelah saya teliti, nominalnya memang betuliskan “seratus ribu saja” bukan “seratus ribu rupiah”. Hoalaaahh…. Eh, tapi sekilas memang sangat sangat sangat mirip kok sama aslinya. Tekstur kertasnya juga hampir mirip dengan aslinya, hanya saja, yang ini sedikit lebih licin.

Awalnya saya juga tidak begitu peduli dengan uang mainan-uang mainan itu. Tapi ternyata, satu cerita dari bulik, mengejutkan saya.

Fifteen :)

Hampir setiap orang suka dengerin musik. Nggak peduli umur atau jenis kelamin. Laki-laki atau perempuan, anak kecil sampe kakek-nenek, most of them love to hear the music. Bahkan, udah pada tau kan kalo janin yang masih berada dalam rahim ibunya aja udah bisa mengenali musik. Banyak yang bilang kalo musik mozart bagus buat perkembangannya. Kenapa ya kita suka musik? hehehe, nggak tau juga. Nggak mau berfilosofi juga sih..

Di postingan ini, saya cuma mo cerita aja. Kalo saya pribadi tipe orang yang suka musik, sukaaaaaa banget. Banyak genre yang saya suka. Nggak cuma satu atau dua. Lagian, nggak ngerti juga sih banyaknya macam dan pendalaman genre - genre itu, hehehe. 

Yang jelas sih kalo di kuping enak buat didengerin, lanjuuuut. Dari lagu indonesia, inggris, jepang ampe korea saya suka. Kadang-kadang lagu pake bahasa jawa juga suka. Mau yang slow atau rada keras saya juga oke-oke aja, hehehe. Tapi, kalo suruh milih mana yang paling saya suka, saya lebih suka yang pake bahasa inggris. Bukan, bukan.. bukannya nggak cinta sama bahasa negara sendiri. Saya suka lagu-lagu western soalnya itu membantu banget buat latihan listening saya yang emang parah dari dulu-dulunya. Alhamdulillah, membantu banget. 

Kalo lagunya enak, saya berusaha keras mendengar apa yang mau mereka sampaikan lewat lagu itu tanpa nanya ke mbah google liriknya.  Tapi kalo lagunya njelimet alias susah banget ditangkep, ya udin deh tanya sama simbah yang serba tau itu. Yang paling sering sih lagunya abang Jason. Iya, Jason Mraz kan kalo ngomong lidahnya kayak muter-muter gitu. Udah cepet, kata-kata yang dipake juga jarang saya tau dan buanyaaak banget lagiii. 

Tentang musik jepang saya nggak begitu banyak tau. Cuma Japan singer yang paling saya suka adalah si YUI, saya tau beberapa lagu dia. Selebihnya, saya lebih banyak denger ost. dari film-film kartun ajah, hihihi. Sama kayak lagu korea, paling cuma ost. dari drama korea aja yang pernah saya tonton, nggak banyak tau lagi selain itu.

Kebiasaan saya, kalo lagi seneng sama satu lagu atau artis saya akan mendengarkan lagunya berulang-ulang. Sampe bosen. Biasanya bosennya kalo udah tau dan hafal liriknya, jadi nggak asik lagi deh. Hmm...yang paling lama saya dengerin berulang-ulang ya lagu si abang jason itu, so pasti karena saya lemot banget tau dan hafal lirik-irik dia, gile aje.

Oh iya, ini ada 15 lagu yang belakangan ini saya jadiin my favorite playlist.. :)
Iya, pasti pada udah tau kan lagu-lagu ini... banyak yang fresh from the oven alias masih baru, ada juga yang lama. Daaaannn..yang paling saya suka sh Nothing Last Forever-nya Maroon Five. Lagu jadul siih, tapi saya baru tau, dan sangat sukaaaa..hehehe. Here they are :

  1. Jet Lag –Simple Plan
  2. Nothing Last Forever – maroon five
  3. Wish you were here – avril lavigne 
  4. The one that got away – katy perry
  5. Mr. know it all – kelly clarkson
  6. The world as I see it – jason mraz 
  7. Salt water room – owl city 
  8. Remember you – siti nur haliza feat sean kingston 
  9. Lighthouse – westlife 
  10. The best years of our life – evan taubenfeld 
  11. How to save a life – the fry 
  12. Someone like you – adele 
  13. Skyscarapper – demi lovato 
  14. Paradise – coldplay
  15. Sing your mind - sherina 
Gimana? adakah lagu yang temen-temen blogger juga suka dari playlist saya? :))

Anyaran...anyaraaann.. :D

Hiyaaaahhh....satu tahun sudah saya nggak nge-blog. *Masa' sih???
Iya dooonk, walaupun postingan terakhir saya -postingan ganjelan itu- ditulisnya di bulan Desember, which is means baru sebulan, kita kan udah ganti tahun, jadi 2012, jadi dihitungnya udah setahun, hehehe *maksa*.

Hepi Nyu-year everibadiii...mudah-mudahan apa yang menjadi harapan dan cita-cita semua teman-teman blogger bisa tercapai ya di tahun ini, amin. Tercapai dengan baik tentunya, bukan sekedar tercapai ala kadarnya. But, for one thing I'm sure : everyone wants to be better than what she/he did in the last year, rite? yup! including me. Menjadi lebih baik di segala hal ; ilmu, pribadi, kesejahteraan, linkungan, kebiasaan, de el el. Salah satunya, menjadi owner blog yang lebih baik, hahaha. Pengeeen rasanya terus mengisi blog ini dengan hal-hal positif sesring mungkin. Lebih sering berkunjung ke blog temen-temen dan dapet berbagai ilmu baru dari sana. Do'akan saja ya, semoga keinginan bukan cuma jadi keinginan, amin. :)

Talking about new year means talking about-->celebratiooooon.... :D
Sebenarnya sih, hukum itu tidak berlaku buat saya pribadi. Bukan, saya bukan termasuk orang yang "mengharamkan" perayaan tahun baru masehi. Hanya saja, dari kecil saya memang tidak terbiasa merayakannya, begitu juga di keluarga, tidak ada tradisi khusus untuk mengisinya.Yah, malam tahun barus sama saja seperti malam rabu atau malam kamis yang terjadi seminggu sekali. 

Tapiiii..eng ing eeengg...for once in my life, akhirnya saya benar-benar merasakan bagaimana senangnya "melek" setahun, hahahha. Norak deh piii..eh, serius lho, tidur setahun sering, berdo'a setahun juga pernah (waktu masih di pondok dulu), tapi kalo melek setahun dengan mengagumi kerlap kerlip kembang api di gelapnya langit malam, baru kemarin saya alami. Di Masjid Agung Kauman tepatnya kemarin itu.

Perasaannya campur aduk kayak gado-gado. Ada senangnya, haru, takjub, ada juga terselip sedikit sedihnya...lho kok sedih??iya..karena malam kemarin itu ada satu hal yang secara nyata baru saya sadari penuh. Hmm...nggak usah saya kasih tau deh yaaaa... :))

Eh iya, padahal malam tahun baru itu saya lagi awal-awalnya terjangkit virus cacar lho... Tapi malah nekat pergi keluar. Jadilah mukanya totol-totol gitu, hihihi. Jadinya, aku pernah cacar setahun juga deh.. :p
Temen-temen blogger gimana, pada ngerayain nggak tahun baru kali ini?resolusi-resolusinya apa nih tahun 2012 ini? Ayo donk cerita di kotak komentar di bawah ini, monggooo.. :)

Kenapa Harus??

Postingan terakhir saya kemarin bercerita tentang ultah saya dan acara jalan-jalan ke Gembira Loka. Dari komen temen-temen blogger, ada beberapa yang menanyakan fotonya. Bahkan salah satu dari temen-temen blogger ada yang bilang "no photo is hoax!!!", yaahh...saya juga sering baca komen seperti itu di postingan orang lain..mungkin dirinya bersungguh-sungguh menuliskan kalimat itu, mungkin juga bercanda. Saya takut salah nebak ekspresi soalnya. :)
Walaupun ada juga temen blogger yang tidak mempermasalahkan tentang foto-foto. Thanks for it. :)

Hmm...sebenernya nggak cuma di postingan itu aja saya ditagih foto tentang postingan -yang memang nggak ada fotonya-. Dan jujur, sebenernya saya agak kurang enak tentang hal ini. Mungkin bagi beberapa orang, foto adalah hal yang sangat penting dalam sebuah postingan. Postingan tanpa foto, kayak sayur tanpa garem, jiaaahh... :D Yaa..mungkin sebagai pembuktian bahwa apa yang diceritakan itu benar-benar terjadi dan bukan rubbish belaka..atau mungkin juga sebagai sarana berbagi, supaya si pembaca bisa ikut "menikmati" apa yang dialami si penulis postingan, bukan hanya meng-awang awang saja.

Untuk diri saya pribadi sih, foto nggak begitu penting. Kalo memang ada ya malah bagus disertakan, tapi kalau ndak ada yaa ndak apa-apa juga. Nggak "harus" setiap apa yang kita share karena kita alami, difoto juga kan? terkadang, yaa..dinikmati sajalah. Kebetulan, saya memang nggak begitu suka juga ngeksis di depan kamera. Phobia juga nggak, ya biasa aja lah. Saya juga nggak punya kamera profesional yang hasil jepretannya bisa memukau mata, atau kamera pocket sederhana yang bisa dibawa kemana-mana. Satu-satunya kamera yang saya punya adalah kamera hape, tapi hasilnya juga nggak begitu bagus. 

Dan lagi, buat saya pribadi, blog adalah sarana untuk saya "mengikat" memori yang pernah saya alami. Karena memori otak saya yang tidak permanen dan mungkin terbatas, saya menuliskannya disini. Siapa tau, suatu saat di masa yang akan datang, saya akan membaca ulang seluruh isi blog ini dan terkejut membaca hal-hal yang pernah saya alami dan ternyata saya lupakan.

All I'm trying to say is....terserah aja temen-temen blogger atau siapapun yang membaca postingan-postingan saya percaya atau ndak tentang apa yang saya share...kalaupun tidak ada yang membacanya, saya tidak keberatan, karena kalau itu terjadi, blog ini bisa saya baca seorang diri. Karena saya menulis apa yang saya alami.

Jadi, nggak harus ada foto kan? :)

Alhamdulillah.. Akhirnyaaaaa.... ^^

Yup, hari rabu tanggal 2 November ini akan saya catat tersendiri dalam ingatan pribadi saya sebagai hari yang special. Kenapa?kenapa?hehhehe.. cekidot! :D

Jadi ceritanya, setelah penantian yang panjaaaang, saya melakukannya juga : "Donor darah"

#Jah elah, donor darah doank segitu hebohnya deh, biasa aja kaleeee....#
 Yah, mungkin buat sebagian temen-temen blogger hal kayak gini udah biasa banget dilakuin dan nggak harus heboh. Buat saya sih oke-oke aja, mau heri (heboh sendiri) juga nggak apa-apa deh, yang penting heppiii.. :p
Ya nggak harus heboh juga sih, cuma seneng aja. Buat saya pribadi, ini adalah donor darah saya yang pertama kali dan butuh perjuangan untuk melakukannya. How come?

Begini ceritanyaaa...

Sebenernya udah lama banget terinspirasi sama hal kemanusiaan yang satu ini. Tapi belum punya semangat juang yang tinggi pada waktu itu, cuma pingin-pingin aja gitu. Tapi lama-lama, denger cerita dari orang-orang, kok yoo kayaknya seru banget ya bisa ikut berbagi sama yang lain dengan cara seperti itu.. ^^. Banyak orang-orang terdekat yang sudah duluan jadi pioneer-nya. Ditambah lagi, setelah nonton acara "kick andy" yang bertemakan donor darah kemarin dulu itu. Beuuhh...ngena banget di hati, bikin pengen cepet-cepet ikutan nge-donor juga.

Tapi ternyata semua tidak berjalan semudah apa yang saya bayangkan...

Busy and Full Day Parents

Kayaknya hari Sabtu yang katanya "weekend", bener-bener nggak berlaku buat saya akhir-khir ini. Adaaaa aja kegiatannya. Karena senin sampai jum'at waktunya hampir abis dipake nguli alias nguliah, jadi semua kegiatan diluar kuliah beramai-ramai diadainnya hari sabtu. Kadang walaupun si sabtu sudah dikorbankan, si minggu juga tetep harus melepaskan hakikatnya seperti kebanyakan hari minggu yang lain. Ngerti nggak? saya sih bingung. :D

Yah...all I'm trying to say here is just same with the last posting : I loss my free time.

Tapiiiii...alhamdulillah yah, bedanya, sekarang saya sudah menemukan makna positif dibalik semua kegiatan yang menumpuk ini. Belakangan ini saya suka berfikir bahwa sibuk adalah anugerah. Kalo kita sibuk, it means that we didn't waste our time. Hampir semua waktu yang kita punya dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. iya kan? Apalagi kalo kegiatan itu memberikan "value added" buat diri kita sendiri. Beuuh..jadi double adventages donk kalo begituuuu...of course! Selain itu, kita akan merasakan bahwa diri kita ini "berguna" dan "ada". Kalian pasti tau -atau kalo belum tau, tak kasih tau deh- bahwa banyaaaaakkk sekali orang di luar sana yang sangat ingin punya kesibukan. Yup! pengangguran. Nggak sedikit lho pengangguran yang stress (ya iyalah!). salah satu faktornya bisa saja gara-gara bosan, nggak ada hal yang bisa dilakukan oleh mereka, disamping alasan utama yang biasanya : tekanan dari orang-orang sekitar.


Scariest Thing

"Loneliness is the scariest thing in the whole world" 
_Kesepian adalah hal yang paling menyeramkan di seluruh dunia_

What do you think about this?

Hmm..boleh setuju boleh nggak…tenang aja, saya nggak akan maksa. Setiap orang pasti punya alasan masing-masing di belakang setuju atau tidaknya. Dan karena saya yang menyatakannya -at least di blog ini- saya setuju dan saya juga pasti punya alasan. Nggak tau deh proverb/pribahasa kayak gini udah ada atau belum sebelumnya. Yang jelas, kemarin itu waktu ngadem depan kopma kampus saya, tiba-tiba quote itu muncul di kepala saya.
 
Salah satu teman saya nggak setuju dengan quote itu, katanya, quote itu hanya berlaku for girls. Benarkah? kenapa? Nggak tau, dia belum ngejelasin lagi, dia cuma bilang nggak sependapat thok!

Hmm..kenapa saya bisa berfikiran seperti itu? of korrss, karena saya termasuk orang yang tidak suka dengan hal yang bernama : kesepian. Dan kayaknya hampir semua orang nggak ada yang suka mengalami kesepian. Oh ya? Lalu bagaimana dengan orang yang memang suka dengan sesuatu yang sepi, tenang..dan damai? Bagaimana dengan mereka yang memang sengaja "menyepikan" diri mereka? mereka yang hanya ingin berinteraksi dengan Tuhannya saja misalnya? 

Inget ya, sepi sama kesepian itu menurutku beda, dan setelah cek KBBI, ternyata dibenarkan. Sepi dalam hal-hal yang disebutkan sebelumnya lebih kepada hal yang bersifat physically, means, jauh dari hingar-bingar kehidupan seperti yang lainnya, sendirian, and something like that. Sedangkan kesepian lebih mengarah kepada perasaan ataau psychologically. Jadi gampangnya gini deh, misalnya kita sendirian di rumah nih, nggak ada keluarga, nggak ada temen. Ada dua kemungkinan yang terjadi, kita bisa merasa sedih, takut, dan was-was atau justru sebaliknya, tenang, santai, dan rileks. Kalo kita merasakan perasaan-perasaan yang disebutkan pertama kali, itu berarti kita benar-benar merasakan kesepian. Tapi walaupun rumah dan lingkungan sekitar kita itu benar-benar sepi, kita tidak bisa dikatakan kesepian jika tatap merasakan perasaan-perasaan yang kedua.Tenang, damai, dan hal-hal menyenangkan laininya.

Yaaah..pokoknya itu deh, mudah-mudahan sih temen-temen blogger nangkep apa yang saya omongin barusan. Kalo belum paham juga, anyok coba dibaca lagi. *maksa* hehehe.. Sering kan denger istilah "Aku merasa sendiri ditengah keramaian". It means, sepi dan kesepian tidak selalu hadir dalam satu hal/kasus yang sama.

Bagitu juga halnya seperti orang-orang yang "menyepikan" diri dari lingkungan dan berfokus hanya kepada Tuhan-Nya, misalnya aja, sufi, biksu, suster, atau di agama lain beda-beda sebutannya. Secara fisik mungkin mereka terlihat kesepian (beberapa dari mereka ada yang tidak mau menikah dan bergaul dengan lingkungan), tapi siapa yang tau isi hati manusia selain sang empunya dan TuhanNya? siapa tau dalam kesunyiannya di luar, dia merasa sangat ramai, nyaman, bahagia, dan  tenang di dalam hatinya? who knows.. siapa tau mereka merasa tdak kesepian karena yang mereka butuhkan memang hanya bercengkerama dengan Tuhan.

And for me, still, Loneliness is the scariest thing whole the world. Kenapa? karena menurutku seberat apapun cobaan yang kita hadapi, selagi kita tidak merasa kesepian atau merasa bahwa diri kita tidak benar-benar sendirian, kita MASIH memiliki harapan untuk menyelesaikannya. Tapi ketika kita merasa kesepian, nobody "with" us, sebesar apapun kesempatan itu terbuka, bisa jadi terlewatkan begitu saja.

what about you?

*oiya, ikutan mau ngucapin "happy wedding" buat ragilnya Sri Sultan Hamengkubuwono, mbak bendara sama mas yudhanegara, barakallahulakuma... :)
rame banget itu kayaknya tadi sore, tapi sayangnya, saya nggak ikutan mampir... :'(

Sego Segawe

Dari awal mula menginjakkan kaki di kota gudeg ini, memang sudah banyak hal unik yang menarik perhatian saya. Hal-hal biasa seperti : tempat-tempat pariwisata yang banyak dikunjungi orang; banyaknya perguruan tinggi yang diburu calon mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia (atau bahkan luar Indonesia); orang-orang kulit putih dan hitam yang datang dari belahan dunia lain untuk melancong; makanan-makanan khasnya yang dominan manis; ceremonial-ceremonial yang kerap digelar; sampai ramah tamah juga bahasa keseharian yang benar-benar khas ngayogyokarto.

Diluar hal-hal yang sudah biasa melekat pada lovely city diatas, ada dua hal yang lebih menarik lagi buat diri saya pribadi ; kreativitas anak-anak muda dalam ber-graviti-ria dan singkatan-singkatan yang lumrah di tengah masyarakat Jogja. Dua hal itu emang sudah terlanjur melekat juga pada kota pelajar ini. Tapi...kali ini saya cuma mau ngomongin hal yang terakhir disebutin tadi, tul betul, tentang singkatan. 
Yap! Setelah sekitar dua tahun lebih tinggal disini, saya bisa mengambil satu kesimpulan -onyoi- bahwa ternyata masyarakat Jogja adalah orang-orang yang efektif-efisien, lha kok bisa??hehehe..tentu saja hanya dalam beberapa hal, kalo kita ngomonin tentang seremoni-seremoni adat istiadat yang panjang binti ribet yo pasti ndak tho yoooo. efektif-efisiennya orang Jogja terlihat dari kebiasaan mereka menyingkat sesuatu. Apaan aja mesti ada singkatannya. Saking banyaknya hal yang disingkat, kadang kala saya sendiri malah nggak tau nama aslinya, taunya ya singkatannya itu tadi aja, hehehe.. Awal-awal dulu sih bingung, tapi lama kelamaan biasa juga. Kan, bisa ala biasa. :)

Contohnya aja waktu semester awal ngampus. Waktu itu saya belum bawa motor sendiri. Sampe sekarang juga sebenernya nggak bisa bawa motor sendiri. Ya iyalah...emang sampeyan bisa bawa-bawa motor sendiri? motor kan berat, pasti susah deh nenteng-nentengnya, kalo dinaikin lhaaa baru bisa... hehehe
#garingkriuk!
Balik ke contoh kasus (jah elah!). Iya, karena dulu ceitanya masih naik ancot dan bis umum, pas perjalanan pertama kalinya ke kampus yaaa masih nanya-nanya gitu sama orang-orang di jalan tentang tempat nunggu bis, nama jalur bis yang mesti dinaikin, sampe siapa nama si pengemudi bis...#lho??Yah, pokoknya nggak kalah sama si Ayu Ting-Ting lah nyari-nyari alamat... :p

Onyoi...

Temen-temen blogger ada yang tau arti "onyoi"? yaa..maklum aja sih kalo nggak tau, aku nyari di KBBI juga nggak nemu artinya, hehehe... Tapi yang jelas, onyoi itu dipake ketika kita tau atau mengalami something fool, konyol, atau nggak masuk akal. Seingetku, aku jadi sering pake kata ini gara-gara si Ice tea, temen baekku yang notabene orang yang nyiptain kata itu -seenggaknya buatku, hehehe-.

Yak, jadi ini aku dapet cerita yang menurutku sih onyoi...dibaca yaa..dibacaaa... :D

Ceritanya, ada empat mahasiswa yang nggak bisa ikut ujian akhir semester, mereka nggak dateng ujian pas hari-H nya, macem-macem sebabnya, ada yang ketiduran, ada yang kelupaan, yaa..pokoknya macem-macem lah. Karena takut usahanya kuliah satu semester sia-sia gara-gara nggak ikut UAS, akhirnya mereka sepakat membujuk pak dosen buat ngadain ujian susulan dengan memberi alesan yang sama atas ketidakdatangan mereka pada waktu UAS tersebut.

Mereka sepakat, kalo nanti pak dosen menanyakan alasan kealpaan mereka, mereka akan bilang bahwa ketika mereka naik angkot menuju kampus (naik angkot yang sama), ban angkot tersebut mbledos di tengah jalan sampai akhirnya mereka telat. Akhirnya, pak dosen yang biasanya nggak pernah mau ngadain ujian susulan itupun akhirnya sepakat mengadakan ujian susulan buat mereka berempat.

Di hari ujian susulan, mereka di pisah di empat tempat yang berbeda, hape dikumpulin sama pak dosen, lalu mereka diberikan selembar soal. Pak dosen nerangin tentang soal ujian yang mereka pegang itu. Di lembar soal itu hanya ada 2 soal. Soal pertama bobotnya 20%, soal yang kedua bobotnya 80%. 

Karena itu mata kuliah fiqh zakat, soal pertama mudah saja, ternyata tentang pengertian, makna, dan kedudukan zakat dalam islam. Nah, soal kedua itu yang bikin mereka kelimpungan. Lha kenapa???
Ya jelas aja mereka kebingungan jawabnya, karena soalnya berbunyi kayk gini.. "ban sebelah mana yang mbledos?" :D

*jelas aja mereka bingung, kan belum janjian ban mana yang mbledos*
dasar onyoi.... :D

oh iya, selamat  hari batik nasional semuanyaaaaa.....

Beware! Marketing Strategy yang menipu!

Hmmmh... Postingan kali ini aku mau cerita dikit pengalaman waktu liburan kemarin di salah satu negara bagian Aussie yaitu "Cibubur" (gubrak!) Lol... :D

Jadi ceritanya, suatu sore nan indah, *cieeehhh....aku sama adekku yang kecil, si Ayashun, pergi ke mall kecil deket rumah kami, namanya Cibubur Junction... ada yang tau atau pernah kesana? aku nggak yakin, soalnya letaknya sama kayak rumah kami, di pinggiran Jakarta, ada yang bilang malah udah masuk daerah Bogor.

Okeh, lanjut... Ceritanya waktu itu aku mau beliin buku latihan membaca buat adekku itu, dia emang lagi seneng-senengnya belajar baca. Setelah transaksi di too Khar**ma selesai, niatnya mau langsung pulang. Pas lagi turun lewat eskalator, ada mas-mas -ganteng tapi tuti alias tukang tipu, hehehe- nawarin alarm anti maling gretongan alias free. Biasanya sih aku cuekin aja kalo ada sales-sales kayak begitu di tempat belanja, tapi nggak tau kenapa ya kemarin itu iseng-iseng aja pengen nerima.

Ternyata, itu hanya pancingan sodara-sodara...kalo inget-inget lagi berasa jadi orang bego deh, huh! Mas-masnya nggak langsung ngasihin ntuh alarm, dia malah ngajakin ke kantor, dia bilang serah terimanya di kantor sembari tanda tangan buat tanda bukti. Yowis, aku manuuuuut. Toh cuma sebentar aja, pikirku. Mas-masnya bilang aku suruh tunggu bentar, mau ngambilin dan nyeting-nyeting alarmnya yang mau dikasihin itu. Kayaknya ntuh mas-mas ngambil stock alarmnya di hongkong kali yaaa...lama beneeerr dah, ada kali setengah jam-an. 


How can I turn off the radio??

“How can I turn off the radio??” hmm..it’s not So Sick’s lyrics from Ne yo lhoo…the title shows the feeling that I have about this, one kind of communication tools in one way, yupz! Radio. You know what? I was thinking that I’ve already addicted to this thing. Wehehehe…how come? I have no idea, maybe for most of people, television is more interesting than it, but maybe I stand in the other side of it… :)

For me, the radio itself and all of the people who works behind it, are very awesome and creative people. You got what I mean? Look, in television, people can show all of the expression easily, because everyone who watched it can really “see” the expression at someone’s face or situation. In radio, you’re not enough with that way. Because the other people only can “see” with their ears, not their eyes (of course) . So, they have to more struggle, then they could be accepted by the listener.

Honestly, maybe I’m including into the one who likes to pay attention about advertising. (nyok kite ganti bahasanya, capek mikir-mikir sambil buka-buka kamus mulu..hehe). Yeah…waktu nonton tipi kadang aku suka ngasih nilai sendiri buat iklan-iklan yang aku tonton. Kalo misalnya iklannya bagus, aku akan menghargainya dengan tidak mengganti channel setiap iklan itu tampil, bagaimanapun, aku menghargai orang yang punya ide-ide kreatif seperti itu dan juga mereka yang berhasil merepresentasikannya dengan baik (padahal aku yakin bukan itu tujuan utama orang bikin iklan, iya kaaan??tapi supaya produk mereka laku, hihihi, biarin aja dah) .

Nah, kalo di radio? Aku pikir lebih susah membuat iklan yang menarik di radio daripada di televisi. Ya iyalah, mereka harus mengolah ide yang ada di pikiran mereka dan merepresentasikannya sedemikian rupa hanya dengan kata-kata. Yup! Only with some words! I think it’s not an easy thing. It needs an extraordinary imagination. Salut buat mereka yang berhasil bikin aku ngakak denger iklannya di radio. Contohnya aja iklan “Segar Dingin” dengan latar belakang ruangan kelas. :D

News Update.. :D

Hahaha..judul postingannya udah kayak salah satu programnya Gen fm aja neh..tapi news update yang ini beda...yang diupdate cuma berita tentang si empunya blog ini. Hmm..buat moderasi komentar, aku pilih cuma dipakai buat postingan yang lebih dari 14 hari, nah..ternyata udah ada 3 komentar yang ngantri dimoderasiin di postingan terakhirku, it's meaaaannn...blog ini udah nggak diapdet kira2 14 hari lebih alias dua minggu boooo....mbing....nyeeett..#ups! hahahaha...

Ennnn...satu dari dua komen terakhir itu dari si iam yang bunyinya gini "Mbak, banyak debunya nih blognya, ayo mbak posting lagi, biar seger lagi :D*joget2*". Bukaaaan sodara-sodara, bukan karena aku nurutin permintaan dia buat mosting baru, tapi inisemua semata-mata karena nggaktahan ngebayangin siiamjoged2 ala india (mungkin?)wahahah...peace ya am..^^v.Nggak ding, aku juga sebenernya dah kangen ama dunia perblogingan, tapi karena keterbatasan waktu dan alat, jadi yaa...belumsempet lagi, hehhehe...maafkan ya..*bow*

Okeh, posisiku sekarang emang lagi di rumah, di cibubur, yang deket bogor itu lhoooo (gak penting). Ceritanya lagi liburan gitu..dua bulanan gitu ampe abis lebaran. Yaaahh..jadi pulang aja deh. Liburan ini sama kayak liburan kemaren-kemaren, nggak neko-neko. Palingan jalan ke rumah temen, janjian en ngobrol-ngobrol aja panjang lebar. Akunya emang termasukjenis makhluk yang nggak begitu suka jalan-jalan juga ama temen-temen cewek, seringnya sih karena faktor minder yang lumayan sering muncul nggak tau diri, selebihnya aku males, karena pasti ujung-ujungnya belanja, belanja, dan belanja. Mending kalo yang dibelanjain itu barang yang berguna, kadang sama sekali bukan barang yang kubutuhin. Mending stay di suatu tempat terus bertukar cerita kan? :D

Seakan-Akan Kau Akan Mati Esok Hari

Hmm…blog ini sudah sangat tidak terurus yak?hehehe *garuk-garuk kepala*. Tak lihat-lihat lagi, postingan terakhir itu pas waktu aku masih ujian akhir semester. Habis itu, wuuussshh..kinclong bo!, nggak ada postingan baru lagi, hohoho. Emang, abis ujian kemarin itu males banget mau nge-blog, boro-boro nulis postingan baru, blog walking aja sekedarnya, baca-baca postingan temen-temen blogger ter-update, tau kabar terbaru dari kalian, ada sih ninggalin komen satu-dua, selebihnya? cuma jadi silent reader aja, hehehe..maafkan..maafkan.. *bow*.

Ah iya, sampe nggak jadi ikutan giveawaynya pak Djangan Pakies. Itu lhooo...giveaway buat anniversary pernikahan beliau yang ke tujuh belas, alias suit sepentin. Yah, saya ikutan mendoakan saja ya, Pak. Semoga usia perkawinannya langgeng sampe kakek-nenek, dan hanya maut yang bisa memisahkan. Semoga juga pernikannya diberkahi dengan keluarga yang sakinah juga keturunan yang sholeh shalehah. Amiin… ^^

Udaaaah…terus nyambungnya apa pii sama judul diatas???

Ooh..okeh..okeh.. ceritanya gini, setelah dua tahun ikut tinggal di rumah bulekku di daerah Sedayu (pinggirannya Jogja), keinginanku untuk ngekos deket-deket daerah kampus itu sudah sampai puncaknya. Dua tahun yang panjang membujuk kedua orangtuaku, meminta restu, #halaah… En ternyata, you know what? Finally they gave me the permit, woohooo..siapa yang tidak senang? :D Rencananya, liburan besok aku akan membicarakan hal tersebut di rumah. Mendiskusikan apa saja yang bersangkut paut dengannya. Jadi, semester besok bisa langsung pindah.

Nah, karena udah ada rencana seperti itu, jadi aku berusaha semaksimal mungkin membantu segala macam pekerjaan rumah disana, di rumah bulekku ini. Bukan, bukan soal pekerjaan rumah yang bikin aku ingin pindah, jujur aku malah menikmatinya. Lagian kalo urusan kayak cuci-mencuci aku hanya mengurusi milikku pribadi, mereka lebih memilih menggunakan jasa laundry, lebih praktis katanya, hehehe. Yang bikin pengen pindah ya karena itu tadi, jauuuuh sama kampus, pinggiran Jogja sih..dan memang ada perbedaan beberapa prinsip juga, masih wajar.

Hari yang tidak biasa...

Pagi ini aku mendapati hariku yang tak biasa.

Bangun tidur dengan perasaan yang tidak biasa.
Nyuci baju yang tidak biasa.
Mengepel lantai yang tidak biasa.
Mencuci piring yang tidak biasa.
Bahkan, tanganku tergores beling yang tidak biasa.

Hariku ini memang tidak biasa.

Hari ini, tidak terasa biasa, 
karena kufikir hari ini aku dianugerahi sesuatu yang memang jauh dari kata biasa.
Sesuatu yang tidak akan bisa digantikan, sekalipun oleh hal yang luar biasa. 


#postingan geje.. ^^

Lotek CS Cilok

Well, as I told you in this posting that I like to eat cooked vegetable and other kind of food which is poured by peanut sauce. And the most favorite one is “Lotek”. Now I want to share to you how to make it, maybe you wanna try to make it someday? :D here we go:

LOTEK, All you need are:

Main ingredient:

- Spinach
- Bean sprouts
- Cucumber and tomato
- Fried tofu/tempe/bakwan
- Cabbage
- Mustard plant (sawi)
- Ketupat/lontong
- You may add noodle if you want

Peanut sauce:

- Fried peanut
- Garlic
- Kencur
- Lil’ bit terasi
- Sugar palm/Javanese sugar
- Chili
- Jeruk purut’s leaf #maksa :D
- Salt
- Water of tamarind (air asam jawa)

The steps:

1. Boil all of the vegetables in the main ingredients except the cucumber and tomato, just in the moment of time.
2. Remove, drain, and chop it little by little.
3. Chop the fried tofu/tempe/bakwan, and then mix it with all of the ingredients above.
4. Make the peanut sauce by pounding the entire component of peanut sauce.
5. Pour and pound the peanut sauce with the main food.
6. Monggo disekeca’ake… ^^

Night and Day

Night and day
You come around,
Tease my time
By your sound…

With your charm
I feel your arm,
And with your smile
I live in high…

Night and day,

My heart’s beating
Still keep in asking,
to my self,
to my Lord..,
and to you,
in my dream..

Night and day,
So long, so tired
Being a junk of coward…
Feel so afraid,
Being someone to be loved..