Pages


Tampilkan postingan dengan label puisi gak jelas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi gak jelas. Tampilkan semua postingan

it's a good bye

hei brother,
seems like a part in my life, you're the owner
but everything is getting harder
you're not a murderer,
it just tastes bitter...
i come closer, you go further
i don't want to be a disturber
nor the ruiner
so it's a farewell letter...

:)

さようなら

untittled

kata orang, bahagia itu..
ketika kau telah berada dalam kenyamanan,
namun masih ada sesuatu yang menggelitik di sudut hatimu...

ya, kurasakan perasaan itu beberapa waktu yang lalu..
mengingatnya membuat wajah bersemu malu..

tapi, mungkin tak selamanya begitu..
keadaan yang sama boleh jadi memiliki arti yang berbeda,
bukan begitu?

adakalanya rasa yang menggelitik itu berubah menjadi pilu,
pilu yang menjelma menjadi ragu...
ragu yang menghantuiku di setiap waktu,
dan membuatku berfikir, aku takkan pernah tahu.

bukan, bukan ragu akan dirinya,
bukan pula ragu akan kehendak-Nya,
diri inilah yang dipertanyakan kelayakannya..

mungkinkah semua akan baik saja?
meskipun kusadar ada banyak sekali hal berbeda?

mungkinkah memang begini jalannya?
jalan yang ditempuh si itik buruk rupa?

mungkinkah?
si punuk hanya akan selalu merindukan sang purnama?

Night and Day

Night and day
You come around,
Tease my time
By your sound…

With your charm
I feel your arm,
And with your smile
I live in high…

Night and day,

My heart’s beating
Still keep in asking,
to my self,
to my Lord..,
and to you,
in my dream..

Night and day,
So long, so tired
Being a junk of coward…
Feel so afraid,
Being someone to be loved..

Which one???

Which one we called it as “fall in love”?

When we couldn’t sleep because thinking of it all the time
Or…
When we could sleep tight easily and fill it with a beautiful dream?



When we felt the day move so fast,
Or…
It run so slow, just like what we want to?



When we always tried to be a nice guy as could as possible
Or…
When we realized that we’re getting mad?


Who’s the one that has successes made us fall in love?


The one who could make our heart beating ten times faster than usual
Or…
Who could make us feel like wrapping time?


The one who has made us always wondering their genius
Or..
Made us laughing their silliness ?


The one who made us reluctant
Or…
The one who made us feels like home?



Which one?

Kupu-Kupu Warna Coklat Kayu

tak mengira, tak menduga,
sore ini kau datang ke kamarku.
wahai kupu-kupu coklat kayu,
ada apa gerangan?
kiranya engkau membawa kabar gembira
seperti yang selalu mereka sangka,
atau mungkin tidak…
mungkin kau datang hanya untuk membagi duka.


kupu-kupu coklat kayu…
apa gerangan yang mengganggu pikiranmu?
apa karena tak ada kawanmu yang ingin berkawan,
karena tubuh besarmu, tak elok seperti kupu kecil nan lucu?
janganlah galau, akupun sama sepertimu..


atau karena buruk warna dan corakmu,
tak seindah berwarna-warni seperti yang lain?
jangan risau, pun demikian denganku..


kupu-kupu coklat kayu..
mereka, yang indah nan rupawan itu,
tak mengerti apa yang kau..aku..rasakan.
mereka tak pernah tau rasanya jadi yang terhinakan,
seakan tak patut kita ada.


tak patut pulakah jika kita ingin menawarkan kebaikan?


ingi, kupu-kupu coklat kayu,
sekedar ingin yang langsung ditampik kenyataan..


kupu-kupu coklat kayu,
terima kasih telah datang ke kamarku..
menyadarkan bahwa tak hanya aku,
bahwa masih ada makhluk sepertimu..


kupu-kupu coklat kayu..

He's Back!!

Udah sekitar satu setengah tahun ini aku berprofesi jadi tukang ojek, hehehe. Tiap pagi, maksimal jam setengah tujuh aku sudah harus chao dari rumah bulek di bilanganSedayu, mengantar tuyul-tuyul (baca : adik-adik sepupuku) pergi ke sekolah. Mereka semua empat bersaudara, cowok semua. Si sulung yang paling badung, udah cabut dari rumah. Akhirnya dia masuk pesantren juga, jadi dia nggak stay at home lagi. Si bungsu masih TK, di deket rumah. Jadi, penumpangku adalah si nomer dua dan tiga yang duduk di kelas 3 dan 5 SD. Kebetulan sekolah mereka terletak di Jl.Timoho, which is means gak jauh dari kampusku. Jadilah aku ngojek tiap hari, kadang kalau sorenya aku pulang cepat, I pick them up to go home too.

Rutiniitas itu membuatku biasa menikmati suasana lalu lintas di pagi hari yang cukup mmm… macet. Saat-saat tertentu, lalu lintas di Jogja memang tak ubahnya seperti Jakarta, apalagi ketika rush hours, jam masuk dan pulang sekolah atau kantor. Jujur, awalnya aku cukup ketakutan melihat “medan perang” setiap pagi. Semua kendaraan, khususnya motor terlihat seperti gerombolan semut di jembatan Serangan. Gak heran kalau awal-awal aku belajar motor I’ve got three times accident in a month! Amazing..hahaha. Tuyul-tuyul itu juga ikutan jadi korban, kasihan mereka. Si ndut nomer tiga yang nangisnya paling keras, padahal ternyata setelah dilihat, dia doank yang nggak lecet-lecet. However, maafin mbak ya dek.. :’(

Beside all of those scary things
, aku jadi punya kebiasaan lain. Aku jadi lebih sering memperhatikan jalan and everything around it. Because of slow speed, semuanya jadi lebih jelas terlihat. Aku jadi tau nama-nama jalan yang sebelumnya selalu kucuekin :p, bahkan aku jadi senang memperhatikan kegiatan pasar-pasar di pinggir jalan. Tapi, dari semua hal-hal sepele yang kuperhatikan itu, ada satu hal yang menurutku paling menarik.Seorang kakek-kakek yang berjalan-jalan dengan sepatu roda setiap pagi.

TERSERAH!!!

rasa itu anugrah, kata orang...
rasa itu indah, kata orang juga...
dan rasa itu sungguh amat sangat menyenangkan,
lagi-lagi kata orang...

tapi, rasa itu musibah, pengalaman...
tiap dia datang, ia cuma bikin semua serba susah...
resah.. dan gelisah, ini juga pengalaman...

mana yang harus kupercaya menurutmu, kawan???

anugrah? atau musibah?

entah, aku atau rasa itu yang salah???
yang jelas, mataku ini selalu basah...
dan luka ini bertambah parah...

haruskah aku marah? atau diam, menunggu, pasrah...

sudah!!!sudah!!!sudah!!!
aku cukup lelah,
aku sudah JENGAH!!!