Train and Another Foolness
Sudah kubilang, aku merasa banyak hal gokil, gila, dan aneh yang terjadi dalam hidupku. Entah perasaanku saja atau memang benar adanya. Ada beberapa kejadian di atas kereta api ekonomi (well, emang sering bolak balik naik ini sih..) yang membuatku terkikik geli setiap kali aku mengingatnya. Aku memang hampir selalu menggunakan si ular besi ini setiap kali bepergian jauh seperti ke rumah simbah dan saudara-saudara di luar Jakarta. Kami -aku dan kedua kakakku- selalu excited setiap kali pergi ke rumah simbah. Bukan karena ketemu mbahnya, tapi karena naik kereta apinya, hihihi. Gak tau kenapa, suka aja.
Jejingkrakan sebelum berangkat itu pasti. Walaupun akhirnya baru naik sebentar juga kita semua langsung pada, hehehe.. namanya juga anak kecil. Tak peduli seberapa sesaknya kereta yang akan kami naiki, aku tetap senang. Dan kami selalu berebut kursi yang paling pojok dekat jendela (kalo kebagian bangku) yah..maklum saja, di kereta api kelas ekonomi bangkunya bebas milih. Ciri khas lain dari kereta ini adalah bisa dikira-kira bahwa jumlah pedagang asongan dkk sama jumlahnya bahkan mungkin lebih dari penumpang kereta itu sendiri. Dan lagi-lagi aku suka!! Pernah beberapa kali naik kereta bisnis, tapi yah...tidak begitu menyenangkan, sepi. Pokoknya so much fun lah di economy class. ;D
Contohnya saja perjalananku ke Jakarta waktu libur semester satu
yang lalu. Ceritanya, siang hari sebelum berangkat aku berniat mampir ke Malioboro, membeli beberapa oleh-oleh untuk umi dan teman-teman. Janjian dengan temanku Iis, berangkatlah aku disiang hari bolong. Singkat cerita, ternyata dia lupa dan malah pergi duluan bareng temen kosnya. Dengan hati mangkel akhirnya aku nge “bolang” (bocah ilang ) sendirian. Setelah dapat apa yang kucari, aku segera pulang.
Kami memang naik kereta yang sama. Dia dari setasiun Lempuyangan, aku dari Sentolo. Satu kereta hanya beda gerbong. Walaupun bibir masih manyun, toh aku samperin juga teman karibku itu. Menemukannya di 2 gerbong berikutnya, aku langsung mengambil tempat di depannya dan sibuk membuka tas, berusaha mengambil oleh-oleh hasil nge-bolang yang ingin kutunjukkan kepadanya.
Tiba-tiba datang seorang bencong yang mengamen. Masih sambil terus mengacak-acak isi tas dengan tangan kananku, tangan yang lainnya memberi isyarat “maaf mas, (atau mbak, atau apalah)” kepadanya. Si bencong masih asik bernyanyi, “..bla, bla, bla, ewer , ewer , ewer..”. Surprisingly, “Jrett!!” “ouch!!!” pekikku tertahan. Aku meringis kesakitan. Ya ampuuun.. gajah mana yang nginjek kakiku barusan ya??? You know what?? Ternyata si bencong!!!. Sambil melotot ke arahku dia merepet “Eh mbak, kalau gak mau kasih uang ya bilang aja!! Gak usah sok-sok an buka-buka tas, bikin orang ngarep aja!! Untung sampeyan cewek asli, kalo cowok udah tak bejek-bejek!!!”. Tak terdengar lagi suara kemayu yang dibuat-buat, yang ada hanya suara bariton berat. Hiiiyy…Aku cuma berani bengong.
Mukaku merah, menahan sakit, malu, sekaligus marah sama si bencong. Ya ampuuun..keterlaluan banget sih ni orang, perasaan tadi aku dah kasih isyarat deh, atau jangan-jangan dia salah ngartiin jadi “tunggu!” lagi… lagian siapa juga yang mau bikin dia GR coba??kurang kerjaan banget deh. Dan akhirnya si bencong pun pergi. Orang – orang melihatku dengan berbagai macam pandangan. Pengen tau, kasian dan geli. Si iis malah ketawa ngakak lama banget. Ah, sebodo teuing. Aku masih memegangi kakiku yang kesakitan.
Setelah keadaan mulai stabil, aku kembali ke gerbongku. Dan… OH MY GOD, si bencong itu lagi ngamen disana sekarang. Aku duduk dengan kalem, dan ketika ia menghampiri tempat dudukku, selembar seribuanpun berpindah ke tangannya dari kantongku. Menebak-nebak apa ekspresinya. Gak taunya, apa coba yang ia bilang padaku? “Aduuuh…baik banget ya Bu (h)ajii… (mungkin karena pake kerudung) mudah-mudahan bu aji masuk surgaaa…”. What???!! Emang dia nggak inget apa sama wajah korban keganasannya?? Rasanya ingin sekali kuinjak kakinya saat itu!!! Huuuh… >,<
hahaha sabar ya bu aji...
aku seumur-umur baru tiga kali doang naik kereta api. ketiga-tiganya kelas ekonomi. dan emang seru sih. meski banyak pedagang asongan, malah yang bikin seru itu juga si. kuliner on the train....
kuliner on train?? hm,.sounds good.. :)
talk bout that, ada makanan wajib yang kudu ku beli tiap naik kereta dari Jakarta ke arah jawa tengah n sekitarnya.. "Pecel!!" heheh try it someday, and I bet you like it.. :D
udah pernah kok...
hehehe.. tapi mau lagi si... I guess train is the best transportation for human being (halah, lebay)
Aq gak pernah naek kereta api *udik