Ketemuan Sama "Kang Abik"
Sebelumya maaf, kayaknya tulisan ini "agak" panjang. Jadi yang mau mampir disini boleh memutuskan, mau dibaca terus atau langsung pindah haluan, hehehehe.
Jiaaah...judulnya seakan-akan aku emang janjian berduaaa gitu sama si akang yang satu ini. Nggak sih..sebenernya ini cuma ketemu di acara bedah bukunya kang abik yang barum judulnya "Cinta Suci Zahrana". Pada tau kan kalo kang abik a.k.a Habiburrahman El-Shirazy ini emang te-o-pe be-ge-te karya-karyanya?. AAC dan KCB 1&2 jadi bukti nyata betapa hebohnya si akang yang satu ini. Baik buku atopun filmnya emang laris manis tanjung kimpuuull..hahaha. Nah, seperti yang kubilang di postingan yang sebelumnya, aku emang pengen ceritain detailnya
Tapi, jujur aja nih..sebenernya sampe detik ini aku belum pernah baca satupun bukunya kang abik ini. *whaat??kemaneajelopiii??
Bukannya gimana-gimana yaa..tapi emang kemarin itu belum kepengen, belum tertarik aja gituuuuh. Tak kirain ya sama kayak novel-novel islami yang lebih mirip ceramah gitu, hehehehe. Tapi kalo filmnya sih yang AAC doank yang udah tak tonton. Hmm..lumayan bagus juga sih. Kalo yang KCB belom nonton, yang pertama ataupun yang keduanya.
Dateng ke acara bedah buku ini juga kebetulan sih. Ceritanya, aku emang udah baca pamflet tentang acara ini, tapi nggak berniat dateng karena emang ada jadwal kuliah yang udah bolong beberapa kali *yaaah..ketauandeh*. Ternyata eh ternyata, pak dosen yang sering dipanggil sama anak-anak kelas sebagai Pak Prabu -korban sinetron- itu, nggak masuk. Gak tau juga deh kenapa. Terus, tiba-tiba ada salah satu temen yang minta tolong dianterin ke perpus, mau balikin buku katanya. Karena nggak ada kegiatan, ya aku mau-mau aja. Sekalian ngobrak-abrik rak perpus lah, udah lama juga nggak kesana, hehehe.
Nggak jadi ngobrak-abrik malah nemuin pintu teatrikal perpus baru dibuka yang langsung diserbu sama mahasiswi-mahasiswi bejibun. Teng! langsung inget deh apakah gerangan yang membuat mereka jadi seperti itu : kang abik! Langsung aja capcus ikutan daftar. Gratis ini, hahaha. Jadilah aku ikutan acara itu. Dapet tempat duduk di baris ketiga. En ternyataa..kang abik duduk di barisan pertamanya. Jadi, cuma beberapa jengkal aja jarak kita..halah! Biarin dah, walopun belum baca bukunya tapi yang jelas biasanya orang pintar selalu berbagi ilmu dimanapun dia berada. And here we go, kang abik ternyata emang bener-bener bagi-bagi banyak ilmu.. :))
Setelah menunggu sekitar satu jam akhirnya kang abik datang bersama rombongan sponsor sperti CinemArt de el el. Dibuka oleh acara pembukaan sekaligus acara peresmian "Lembah Adab", semacam komunitas anak-anak fakultas adab yang emang konsentrasinya lebih ke sastra. Bedah buku ini emang sebagai acara "pelengkap" peresmian komunitas itu. Bedah bukunya sendiri dimulai sekitar jam sepuluhan. Dari acara peresmian itu, kita jadi tahu ternyata pak dekan fak.adab, moderator kedua, dan kang abik ini berasal dari satu perguruan yang sama : Al-Azhar. Pantesan mereka akrab banget keliatannya.
Dra. Labibah, M.Lis adalah moderator acara bedah buku itu. Ibunya gaul, asyik, humoris, dan pandai mengolah kata. Nggak jarang kang abik dan para hadirin dibuat tertawa karena kalimat-kalimat yang dilontarkannya, tapi tetep berbobot dan bersastra donk. Ibu ini juga seorang cerpenist yang cukup aktif. Di akhir acara kang abik juga sempat menawarkannya ikut casting sebagai pemeran Zahrana. Yang kami dan ibu Labibah juga tahu bahwa itu cuma guyonan saja, hehehe. Ada satu kalimat yang menurutku bagus dari ibu ini "sastra bisa membuat kita lebih bijaksana menghadapi kehidupan. sastra bisa membuat hati kita penuh dengan kelembutan, dan dengan kelembutan itu kita bisa merubah dunia"
Yang bikin aku tambah senang, ternyata pembicara kedua itu adalah Prof.Dr.Taufiq Ahmad Dardiri SU. Beliau adalah guru kedua di kelas bahasa arabku semester satu dulu. Dibandingkan dengan guru pertama yang native dari mesir, bapak yang satu ini jauh lebih menyenangkan. Walaupun sudah sepuh, cara beliau mengajar sungguh menyenangkan. Ringtone khas upin-ipin yang sedang memanggil atuk nggak pernah disilent olehnya. Bahkan,, sempat beliau menawarkan diri kepada kami agar dipanggil "atuk" saja..hihihihi ada-ada aja. Dulu, sewaktu mengajar beliau memang nggak pernah ketinggalan menyanyi barang satu atau dua buah lagu yang mendayu-dayu. Ternyata, pada acara kemarin pun beberapa lagu mendayu diselipkannya. Kang abik senyum-senyum aja mendengarnya.
Kang abik sendiri menurutku seseorang yang menyenangkan, low profile, dan humoris. Menyenangkan karena kalimat-kalimat yang diucapkannya banyak yang bermakna dan membawa hal baru khusunya bagiku. low profile karena walaupun sudah sebegitu terkenalnya, beliau tetap berpenampilan sederhana, bertutur kata yang ramah, dan tidak ada kesan sombong sedikitpun di dalam dirinya. Humoris, karena sering kali pernyataan kang abik mengundang tawa para hadirin yang datang.
Kang abik menjelaskan satu teori yang belum pernah kudengar sebelumnya. Teori itu berkaitan dengan "sastra yang bisa mengubah dunia"-nya ibu Labibah. Kang abik bilang, bahwa itu benar-benar terjadi. Banyak sejarah besar dunia yang dimulai atau setidaknya diberi tanda-tanda dengan sastra. Contohnya saja, revolusi Perancis, aku nggak tahu juga sih gimana persisnya, lha wong nggak suka baca sejarah. Tapi kalo dalam sejarah Indonesia, kang abik menjelaskan detailnya. Sebelum Indonesia merdeka beserta perjuangan heroik yang mendahuliunya. Sastra sudah terlebih dahulu memulainya. Satu yang paling menonjol adalah berdirinya sebuah percetakan "Balai Poestaka".
Selain itu, ada pula seorang sastrawan yang namanya ikut diabadikan menjadi seorang pahlawan, Rustam Effendi. Di buku-buku sejarah namanya cukup populer, tapi jarang ada yang tahu bahwa ia menjadi seorang pahlawan karena karya sastranya yaitu "Bebas Sari", yang menceritakan tentang gigihnya upaya seorang perempuan kecil untuk bisa terbebas dari cengkeraman raksasa. Cerita "Bebas Sari" sebenarnya hanya menjadi simbol bangsa Indonesia, dengan Indonesia sebagai gadis kecil, dan para penjajah sebagai raksasanya. Ternyata cerita itu dibaca oleh para pejuang kita dan membangkitkan semanga juang yang sangat tinggi. Kang Abik juga memberi semangat bagi mahasiswa yang mendalami sastra, khususnya sastra islami.
Pembicara kedua alias Pak taufiq, kemudian memberikan pandangannya tentang buku ini. Karena membedahnya dimulai dari awal cerita, runtun hingga akhir, jadilah kita tahu lumayan banyak tentang ceritanya dari awal sampai akhir. Rupanya upaya kang abik membuat penasaran kita membaca buku itu jadi sia-sia, hahaha. tenang aja kang, tetep banyak yang minat kok.. :D
Menurut pak taufiq, ada beberapa hal yang menarik pada novel-novelnya kang abik ini. Salah satu diantaranya, novel kang abik telah memenuhi semua kriteria sastra islami. Contohnya, novel-novel kang abik memiliki nilai Al-iqna' wa Al-imta' dalam ilmu balaghah (sastra arab). Al-iqna' adalah kepuasan intelektual, sedangkan Al-imta' adalah kepuasan batin.
Sastra memang tak akan habis dimakan waktu. Disampaikan pada acara itu (lupa ama siapa) bahwa John F.Kennedy pernah berkata seperti ini : "Jika tangan saya berlumuran darah karena politik, maka yang akan membersihkannya adalah puisi", wow... Sastra juga dapat dikatakan sebagai cermin kehidupan atau "Al-adaabu mir'atu al-hayaat". nice. :)
Kurang lebih buku itu bercerita tentang seorang perempuan yang hidupnya telah cukup sempurna. Tapi sempurnanya itu hanya di bidang akademis dan karir saja. Urusan cinta? tunggu dulu..di usianya yang sekitar 30-an dia masih belum ada gambaran siapa yang akan menjadi teman seumur hidupnya. Dari sinilah kisah itu berangkat. Setelah melewati berbagai macam perjalanan, konflik, dan perjuangan, akhir ceritanya cukup mengejutkan, dan..membuat iri, hehehe. Baca sendiri lah..biar buku kang abik laku, hihihi.
Backgroudnya bukan di mesir atau yang kearab-araban lagi, tapi di China. Kenapa?? setelah ditanya begitu, jawaban kang abik karena dia ingin membuktikan bahwa islam ada di seluruh dataran dunia, nggak cuma di arab aja. Bahkan kang abik juga memancing kita untuk kritis terhadap sejarah. Sebenarnya islam yang masuk ke Indonesia itu berasal dari mana? arab kah? lalu kenapa masjid-masjid di Indonesia ada bedug-nya? selama 7 tahun kang abik tinggal di mesir, belum pernah ia lihat ada bedug di masjid. Bedug itu tradisi orang china, katanya. Hmm.interesting..
Menurut pak taufiq, buku ini mencakup pokok bahasan yang luas, tapi yang menonjol adalah fiqg mu'azanat (fiqh keseimbangan), gampangannya it talks about gender. Menjelaskan bagaimana kita harus menjaga keseimbangan antara pencapaian yang kita peroleh, bukan saja Ta'liful Kutub (prestasi akademik), tapi juga Ta'lifu ar-rijal (melahirkan generasi yang baik).
Ini nih yang paling seru, sesi tanya jawab. Ada beberapa orang penanya, tapi yang paling heboh adalah 2 orang mahasiswa yang mengaku fans beratnya kang abik. Alih-alih bertanya, mereka malah curhat dengan gaya yang menggebu-gebu dan bahasa yang lucu. Maklum aja sih, fans berat gituu...tapi pokoke lucu banget mereka itu, mau udah diprotes sama yang lain karena heboh sendiri dan kelamaan, masiiiihhh aja ngomong., wah wah..bener-bener fans beratnya nih.... ^^
Kebanyakan sih menanyakan bagaimana cara menjadi penulis yang baik, dari segi gaya bahasa, feel, dan lain-lainnya, setelah kusimpulkan ada beberapa point yang harus ada :
Kang abik menjelaskan satu teori yang belum pernah kudengar sebelumnya. Teori itu berkaitan dengan "sastra yang bisa mengubah dunia"-nya ibu Labibah. Kang abik bilang, bahwa itu benar-benar terjadi. Banyak sejarah besar dunia yang dimulai atau setidaknya diberi tanda-tanda dengan sastra. Contohnya saja, revolusi Perancis, aku nggak tahu juga sih gimana persisnya, lha wong nggak suka baca sejarah. Tapi kalo dalam sejarah Indonesia, kang abik menjelaskan detailnya. Sebelum Indonesia merdeka beserta perjuangan heroik yang mendahuliunya. Sastra sudah terlebih dahulu memulainya. Satu yang paling menonjol adalah berdirinya sebuah percetakan "Balai Poestaka".
Selain itu, ada pula seorang sastrawan yang namanya ikut diabadikan menjadi seorang pahlawan, Rustam Effendi. Di buku-buku sejarah namanya cukup populer, tapi jarang ada yang tahu bahwa ia menjadi seorang pahlawan karena karya sastranya yaitu "Bebas Sari", yang menceritakan tentang gigihnya upaya seorang perempuan kecil untuk bisa terbebas dari cengkeraman raksasa. Cerita "Bebas Sari" sebenarnya hanya menjadi simbol bangsa Indonesia, dengan Indonesia sebagai gadis kecil, dan para penjajah sebagai raksasanya. Ternyata cerita itu dibaca oleh para pejuang kita dan membangkitkan semanga juang yang sangat tinggi. Kang Abik juga memberi semangat bagi mahasiswa yang mendalami sastra, khususnya sastra islami.
Pembicara kedua alias Pak taufiq, kemudian memberikan pandangannya tentang buku ini. Karena membedahnya dimulai dari awal cerita, runtun hingga akhir, jadilah kita tahu lumayan banyak tentang ceritanya dari awal sampai akhir. Rupanya upaya kang abik membuat penasaran kita membaca buku itu jadi sia-sia, hahaha. tenang aja kang, tetep banyak yang minat kok.. :D
Menurut pak taufiq, ada beberapa hal yang menarik pada novel-novelnya kang abik ini. Salah satu diantaranya, novel kang abik telah memenuhi semua kriteria sastra islami. Contohnya, novel-novel kang abik memiliki nilai Al-iqna' wa Al-imta' dalam ilmu balaghah (sastra arab). Al-iqna' adalah kepuasan intelektual, sedangkan Al-imta' adalah kepuasan batin.
Sastra memang tak akan habis dimakan waktu. Disampaikan pada acara itu (lupa ama siapa) bahwa John F.Kennedy pernah berkata seperti ini : "Jika tangan saya berlumuran darah karena politik, maka yang akan membersihkannya adalah puisi", wow... Sastra juga dapat dikatakan sebagai cermin kehidupan atau "Al-adaabu mir'atu al-hayaat". nice. :)
Kurang lebih buku itu bercerita tentang seorang perempuan yang hidupnya telah cukup sempurna. Tapi sempurnanya itu hanya di bidang akademis dan karir saja. Urusan cinta? tunggu dulu..di usianya yang sekitar 30-an dia masih belum ada gambaran siapa yang akan menjadi teman seumur hidupnya. Dari sinilah kisah itu berangkat. Setelah melewati berbagai macam perjalanan, konflik, dan perjuangan, akhir ceritanya cukup mengejutkan, dan..membuat iri, hehehe. Baca sendiri lah..biar buku kang abik laku, hihihi.
Backgroudnya bukan di mesir atau yang kearab-araban lagi, tapi di China. Kenapa?? setelah ditanya begitu, jawaban kang abik karena dia ingin membuktikan bahwa islam ada di seluruh dataran dunia, nggak cuma di arab aja. Bahkan kang abik juga memancing kita untuk kritis terhadap sejarah. Sebenarnya islam yang masuk ke Indonesia itu berasal dari mana? arab kah? lalu kenapa masjid-masjid di Indonesia ada bedug-nya? selama 7 tahun kang abik tinggal di mesir, belum pernah ia lihat ada bedug di masjid. Bedug itu tradisi orang china, katanya. Hmm.interesting..
Menurut pak taufiq, buku ini mencakup pokok bahasan yang luas, tapi yang menonjol adalah fiqg mu'azanat (fiqh keseimbangan), gampangannya it talks about gender. Menjelaskan bagaimana kita harus menjaga keseimbangan antara pencapaian yang kita peroleh, bukan saja Ta'liful Kutub (prestasi akademik), tapi juga Ta'lifu ar-rijal (melahirkan generasi yang baik).
Ini nih yang paling seru, sesi tanya jawab. Ada beberapa orang penanya, tapi yang paling heboh adalah 2 orang mahasiswa yang mengaku fans beratnya kang abik. Alih-alih bertanya, mereka malah curhat dengan gaya yang menggebu-gebu dan bahasa yang lucu. Maklum aja sih, fans berat gituu...tapi pokoke lucu banget mereka itu, mau udah diprotes sama yang lain karena heboh sendiri dan kelamaan, masiiiihhh aja ngomong., wah wah..bener-bener fans beratnya nih.... ^^
Kebanyakan sih menanyakan bagaimana cara menjadi penulis yang baik, dari segi gaya bahasa, feel, dan lain-lainnya, setelah kusimpulkan ada beberapa point yang harus ada :
- Penulis adalah seseorang yang mempunyai misi untuk disebarkan namun memakai bahasa yang indah.
- Jangan pernah menulis dengan merasa terbebani oleh segala macam teori, se-enjoy nya ajalah.
- Kita harus benar-benar bisa merasakan apa yang kita tulis.
- apa lagi yak? lupa...hehehe
Tapi yang paling ngena adalah ketika ada mahasiswi UGM yang bertanya bagaimana menulis yang menghasilkan power di dalamnya. Kang abik bilang bahwa "orang yang nggak punya apa-apa tidak akan bisa memberi". Jadi, kalu kita mau ad power dalam tulisan kita, kita harus punya power itu sendiri terlebih dahulu di diri kita. Kalau kita mau membagi ilmu juga begitu kan? wow.... Terus, kang abik nambahin "sesuatu yang muncul dari hati, akan sampai ke hati", yah..begitulah.. Jadi pengen baca buku-buku kang abik dari yang jadul neh :D
Di akhir acara, seperti penulis-penulis yang lainnya, kang abik mempersilakan para hadirin yang ingin berfoto bersama dan minta tanda tangan di novel terbarunya yang emang udah dijualin di pintu masuk teatrikal, bisaaaa aja yak?? :p
Yah, karena kemaren itu aku lagi kena kanker a.k.a kantong kering, jadi nggak bisa ikutan minta. Oya, mau foto-foto juga, kamera hp ku ueleeekk. Ya sudahlaahhh. Fyuuhh..bener-bener panjang ya tulisan ini.. --"
Wah, seru jg ya...
beliau jg salah satu penulis favorite ane tuh...
:)
waaah berarti kamu khusu' banget ya kemarin itu? nyerap nya banyak banget... itu juga da istilah-istilah canggihnya.. wkwkwk
nice post!
wah,alhamdullilah buku kang abik aku punya semua...semuanya memang OK..OK banget...makasih atas postingannya
wow ... mana gambarnya???
suatu kesempatan yang langka tuh ketemu orang kayak kang abik. *ngiri...*
ceritamu detil sekali..kayaknya bakat banget jadi wartawan kamu pi..hehe :p
penghuni 60 : oya..?wahh..emang bagus karya-karyanya.. ^^
huda tula : hahaha..khusyu'....kira2 begitulah.. :D
i-one : okok..sama-sama.. ^^ boleh tuh kapan2 aku pinjem? wkwkwk
john tero : ada, tapi entah mengapa kok dari kemaren susah banget yak mo ngapload di blog ini?
tukang colong : hehe...nggak sengaja juga itu.. :p
yen : owya??hehehe..sayangnya aku nulis "moody" banget sih..kalo wartawan kan nggak bisa sak karepe dewe..hahahha
kuanggap doa aja ya? hehehe.. makasii.. :D
ouh ... koneksimu lagi down yah?
aku tunggu lah gambarnya :)
di pesbuk mas..di pesbuk bisa...udah tak upload..hehehe
Asik ketemu penulis yang wah gitu, paling demen ama KCB ane, dibanding AAC gak pernah nonton + baca novelnya, wuehehehe... Survey di sini, seandainya kalian ada buku nya kang abik + vcd filmnya, mana yang pengen didahulukan ? Baca novel atau nonton filmnya ?
waahh..fans nya kang abik nih ceritanya??hehhe
kalo aku sih, kalo semisal emang ngefans sama penulisnya mending baca dulu....tapi kalo sekedar pengen tau ceritanya, mending nonton dulu..hehehhe yah, begitulah... :D
Gak juga ngefans, just fans ownself. Survey lagi ! Gak adakah yang mau jawab lagi ! Saya tunggu lho komennya di sini, selain tuan rumah di sini ! Wehehehe....
obinhut : hehehe..ayooo..ayoo..pada jawab tuuh.. :)
Hohoho, kamu belum nonton KCB toh..
Ntar kalo aku selesai ujian, tak pinjemin deh, hihi..
Iya juga sih, wartawan nggak bisa nulis seenaknya, kalo nggak sesuai sama hasil rapat redaksi, mau nggak mau mesti diulang reportase nya, huhu..
Jadi mikir 2 kali buat jadi jurnalis ke depan..
bud : iyaa..beluuuum..mauuuuu...
yah, tapi kan...semua pekerjaan emang ada resikonya buuudd... :)